Hutan tropis Sumatera menghilang dengan cepat dibawah tekanan manusia. Keberadaan hutan ini sangat tidak terhingga nilainya sehubungan dengan keunikannya serta sususan keanekaragaman hayati yang ada di sana, termasuk di dalamnya Gajah Sumatera, Harimau Sumatera, Badak Sumatera, Siamang, Bunga Raflesia, Bunga Padma dan Burung Rangkong. Selain itu, hutan ini memiliki nilai kritis bagi masyarakat sebagai kebanggaan warisan alami juga sebagai sumber penghasilan, jasa, dan sumber pendapatan.
Hutan tropis Sumatera merupakan gabungan dari 3 (tiga) kawasan taman nasional yaitu TN. Bukit Barisan Selatan, TN. Kerinci Seblat dan TN. Gunung Leuser, Hutan Hujan Tropis Sumatera dicantumkan dalam daftar Situs Warisan Dunia, melalui sidang ke-28 World Heritage Commitee, yang diselenggarakan di Suzhou China pada bulan Juli 2004. Dengan demikian, menjadikan kawasan seluas lebih dari 2 juta hektar ini bernilai tinggi dan menjadi prioritas dalam upaya konservasi secara global.
Potensi keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, spesies eksotis yang tidak terdapat di tempat lain, serta nilai ekologis yang terkandung di dalamnya merupakan keunikan dari kawasan ini yang harus dijaga kelestariannya. Ekosistem kawasan ini berfungsi sebagai daerah tangkapan air yang penting untuk memelihara keanekaragaman hayati dan sebagai sumber pencaharian utama masyarakat yang sangant bergantung pada sumber air tawar. Kawasan ini juga memiliki nilai universal yang tinggi di dalam proses ekologis dan biologis yang membentuk proses evolusi dan perkembangan ekosistem tumbuhan dan satwa di Pulau Sumatera.
Tidak kurang dari 10,000 jenis flora dan fauna dari spesies yang berbeda ada di dalam hutan tropis Sumatera, termasuk 17 marga endemik, kurang lebih 200 spesies mamalia, 580 spesies burung diantaranya 465 adalah spesies residen dan 21 spesies endemik. Sementara 22 spesies mamalia termasuk ke dalam kawasan Asia dan tidak ditemukan di kawasan lainnya, dan 15 spesies hanya terbatas penyebarannya di Indonesia. Beberapa spesies tumbuhan dan satwa terancam punah ditemukan di kawasan ini, termasuk orangutan Sumatera (Pongo abelii), harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), kelinci Sumatera (Nesolagus netscheri), badak Sumatera (Dicerorhinus sumatraensis), sikatan cacing (Cyornis ruckii), mentok rimba (Cairina scutulata), tekukur(Carpococcyx viridis), bangau storm (Ciconia stormi), baning coklat (Manouira emys) dan kura-kura (Heosemys spinosa). Spesies endemik tumbuhan yang ditemukan, antara lain kantung semar (Nepenthes aristolochoides, N. Spectabilis, dan N. Spathulata). Juga terdapat bunga terbesar di dunia (Rafflesia arnoldii, R. Patma dan R. Micropylora) dan bunga tertinggi (Amorphophallus titanium).
Keanekaragaman hayati yang terkandung dalam kawasan warisan dunia, yang membentuk punggungan pegunungan Bukit Barisan, tidak akan terpelihara jika ia terfragmentasi atau terdegradasi. Tanpa pemeliharaan secara menyeluruh, akan menyebabkan resiko yang sangat jelas yaitu kepunahan ratusan spesies. Menjaga hutan untuk selalu dalam kondisi yang baik merupakan hal penting untuk menjaga suplai air ke seluruh bagian pulau, menekan pengaruh kekeringan dan kebakaran, serta mendukung stabilitas ekologis dan ekonomis di dataran rendah.
Berdasarkan laporan monitoring IUCN dan UNESCO tahun 2006, ancaman paling utama di Tropical Rainforest Heritage Site adalah: illegal logging, perambahan untuk pertanian, pembuatan jalan dalam kawasan, serta perburuan.
image courtessy: WCS-IP
7 Apr 2007
Sekilas Hutan Hujan
Diposting oleh Unknown di 20.25
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar