4 Apr 2007

Lampung Sailing Club di Pantai tirtayasa

Pantai Tirtayasa,Teluk Betung, kini selalu ramai pada akhir pekan. Pasalnya di hari minggu tempat itu sering digunakan oleh Lampung Sailing Club (LSC), sebuah perkumpulan layar di Lampung. Dari bibir pantai, terlihat kapal-kapal layar yang berukuran kecil berwarna putih berpadu dengan biru air laut. Sekumpulan anak-anak yang tergabung dalam Lampung Sailing
Club
(LSC) sedang asik berlatih. Panorama laut dengan bocah atlit layar berakrobat.


Sherly dan Ayu, peserta LSC sedang asik berakrobat mengendalikan layar. Mereka seolah tak gentar mengikuti deras ombak dan deru angin pantai. Baju mereka basah kuyup dengan raut wajah yang seolah tak gentar menghadapi tantangan alam itu. Sebuah kecintaan dan hobi bermain perahu layar menjadi motivasi kuat bagi mereka.

Rutinitas latihan setiap hari minggu dengan rajin mereka ikuti. Bersama sekitar 50-an rekannya ia serius mengikuti prosesi latihan. “Saya sangat menyukai bermain layar ini, setiap latihan selalu saya ikuti dengan serius,”tambah Sherly lagi.

Pada awalnya merasa asing menggunakan perahu layar. Maklum, sebelumnya hanya kapal orang tuanya yang terbuat dari kayu yang ia kenal. Kini, ia sudah piawai bermain perahu layar. Gabing dan Taking sering dimainkan mereka. Gabing adalah istilah dalam sailing yang berarti merubah haluan dengan cara menarik kemudi kapal layar yang berupa tali, sementara Taking adalah merubah haluan dengan cara mendorong kemudi

Bagi Sherly dan Ayu, bermain perahu layar lebih banyak suka daripada tidaknya. Latihan selama berjam-jam dengan terik matahari yang menghitamkan kulit mereka sudah menjadi hal lumrah. Menambah teman dan aktivitas pada hari libur juga jadi motivasi kuat mereka selain memang tujuan utama keduanaya menjadi atlit layar Lampung.

Jika perahu layar roboh tak urung mereka kewalahan. Tubuh mereka yang ringkih itu tak kuasa menegakkan kapal. Makanya tak jarang mereka meminta rekan dan instruktur mereka untuk membantu menyelamatkan. “Jika kapal layarnya roboh, kami sulit untuk membuatnya tegak berdiri lagi,” ujar Sherly yang diamini Ayu.

Sherly dan Ayu, dua gadis belia yang tak kalah tangguh dengan rekan prianya yang lain. Deni, Nandin dan Dani adalah rekan-rekan mereka. Dalam latihan layar mereka tidak dibedakan. Kedispilinan pun ditanamkan secara kuat pada mereka.

Kepiawaian para bocah itu bermain perahu layar tak lepas dari peran para pelatih dan pembimbing mereka. Soeharto dan Aliyanto adalah instrukturnya. Kedua pria ini memang sangat konsen sekali dengan hobi kapal layar ini. Oleh sebab itu mereka mengajar dan mendidik anak-anak pantai agar tangguh dalam bermain kapal layar. Tak kurang selama 2 tahun ini keduanya mengabdi di kapal layar ini.

Soeharto menandaskan bahwa pelatihan kapal layar bagi anak ini dimulai sejak tahun 2005 yang silam. Pada waktu itu mereka menerima bantuan berupa kapal layar jenis optimis dan laser. Kapala layar optimis merupakan jenis layar untuk latihan yang ukurannya kecil. Sementara Laser adalah yang berukuran besar. Tak kurang saat ini sudah ada 7 kapal untuk mendukung latihan para bocah tersebut.

Setidaknya saat ini sudah 23 orang untuk angkatan pertama dan 60 orang pada angkatan kedua yang ditelah direkrut untuk bibit atlit layar di Lampung. Namun pada angakatan kedua, jumlahnya telah dipangkas lagi sehingga menjadi 20 orang. “Seleksi yang kami lakukan sangat ketat pada anggota yang akan kami latih,” ujar Soeharto.

Batasan usia para calon-calon yang di didik tersebut berkisar antara 10-12 tahun. Hal ini dilakukan agar olahraga layar yang sudah diakui KONI Lampung itu akan dapat membantu pembentukan kekuatan fisik dan postur tubuh para bocah terebut.

Materi pelatihan yang diajarkan dalam LSC meliputi teori dan praktek. “Mereka diajarkan terlebih dahulu bagaimana teknik mengendalikan layar, tau teknik bermain jet dan teknik di atas kapal layar lainnya,”tambah Soeharto. Pengetahuan untuk mengetahui atau mengarahkan kapal angin dalam mengikuti arah angin dan melawan arah angin juga jadi hal penting yang diajarkan.

Setiap hari Minggu mulai pukul 09.00 hingga pukul 16.00 WIB, para bocah-bocah itu berlatih kapal layar. Dalam praktek latihan di laut, karena kapal jenis optimis dan laser yang terbatas mereka diberikan kesempatan berduaan dalam berlayar kapal layar baik jenis optimis maupun laser.

fotografi oleh : Rino

MotionShoot oleh : Ahmad


0 komentar: