Jalan becek dan ribuan rindang pohon karet di sisi jalan, menjadi pemandangan tersendiri saat mengunjungi objek wisata yang satu ini. Maklum, untuk mencapainya kita harus menerobos area ribuan hektar pohon karet. Sekitar tiga puluh menit melewati kebun karet akhirnya tibalah di Taman Wisata Batu Granit. Objek wisata ini terletak di desa Purwodadi Dalam, Kecamatan Tanjung Bintang, Lampung Selatan. Dari Bandar Lampung hanya berjarak sekitar 30 kilometer atau sekitar 45 menit perjalanan dengan kendaraan bermotor.
Batu-batu granit berukuran besar tampak berserakan di sela-sela kebun karet dan ladang singkong milik warga. Sebuah pemandangan yang unik dan menakjubkan. Batu granit berukuran besar maupun kecil tersebut tersebar di area seluas sekitar 100 hektar.
Keunikan batu granit raksasa yang mengelompok dan keindahan panorama alam ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Tak heran ketika musim liburan tiba, objek wisata yang terpencil ini berjubel dikunjungi pendatang.
Ketika kaki menginjakkan kaki di sana gersang dan terik matahari sempat menyengat kulit. Namun di kaki bukit itu kita bisa numpang ngadem di danau buatan yang jernih dengan pohon karet di sekelilingnya. Terasa menyejukkan.
Disulap Jadi Objek Wisata
Taman Wisata Batu Granit Indah ini pada mulanya merupakan sebuah areal perkebunan karet yang dinaungi oleh PTPN. Namun sekitar 5 tahun yang silam, PTPN menghibahkan area seluas 100 hektar ini kepada masyarakat untuk dijadikan objek wisata dengan menonjolkan keunikan batu granit yang memang tersebar dan tampak indah.
Daerah bebatuan ini pun kemudian dibangun dan dikembangkan sendiri oleh warga setempat, bersama Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara PT Perkebunan
Nusantara (PTPN) VII. untuk menjadi objek wisata. Dengan inisiatif warga sekitar kemudian dikembangkanlah objek wisata ini menjadi tempat rekreasi alam bebas.
Danau buatan pun dibuat dengan membendung air Way (sungai) Bekarang. Limpahan air yang menuju ke hilir dimanfaatkan untuk mengairi sawah penduduk. Selain itu bendungan Way Bekarang yang tak lain adalah danau buatan itu juga akhirnya menjadi objek wisata yang bisa memberi manfaat bagi warga sekitar. Setiap bulan ribuan pelancong, baik warga Lampung maupun luar Lampung singgah ke sana. Tak jarang tempat wisata ini dijadikan tempat pelaksanaan jambore Pramuka maupun kegiatan outbond kalangan muda.
Di balik keindahan batu-batu granit tersebut, seorang petani, nampak asyik mengayunkan cangkul di sela-sela pohon singkong dan palawija yang ia tanam. Di area wisata ini warga memang masih bisa mengolah tanah untuk menanam sayuran. Bahkan jenis padi tadah hujan juga tampak di sela-sela bebatuan granit.
Fotografi oleh : Rhino
2 komentar:
Wah bisa juga disebut Meteor Garden donk... ga bisa bayangin pas meteor-meteor itu jatuh ke bumi...
kalo di lampung adanya kafe meteor n kafe garden... kapan maen ke Lampung
Posting Komentar